Tuesday, January 14, 2014

Mana yang lebih baik, USB 2.0 vs. USB 3.0?

Teknologi USB 3.0 sudah lama muncul beberapa tahun belakangan ini. Banyak dari kita yang membeli Laptop dan Komputer baru yang disisipkan sebuah port USB 3.0. Namun, apakah anda tahu bagaimana ciri port USB 3.0 itu ?. Perbandingan kecepatan menjadi tolak ukur pada USB 2.0 dan USB 3.0. Tentunya dengan adanya teknologi baru USB 3.0 dapat memberikan peningkatan kecepatan yang lebih besar. Dengan pembaruan USB 3.0 maka semata-mata ia juga dapat membaca flashdisk yang masih berteknologi USB 2.0. Namun faktor harga menjadi kendala ketika kita ingin membeli sebuah flashdisk USB 3.0. Tidak heran jika harganya yang 10 kali lebih mahal serta kapasitas penyimpanan yang lebih besar dan dalam proses penulisan juga sangat cepat hingga 10 kali lipat dari USB 2.0.

Kalau kita membandingkan perhitungan kecepatan diantara keduanya yang satu USB 2.0 memiliki kecepatan transfer maksimum 480 MB/s dan yang satunya lagi USB 3.0 akan memiliki kecepatan 10 kali lipat dari USB 2.0 yaitu 5GB/s. Terbayang bukan betapa hebatnya USB 3.0 dan pastinya kita juga ingin membeli flashdisk yang seperti ini. Namun apakah kita akan mendapatkan kecepatan ini begitu saja. Tentu tidak, ada hambatan-hambatan lain yang menjadi penyebab menurunnya kecepatan transmisi ini, lantas tetap saja Flashdisk USB 3.0 lebih cepat dari yang 2.0. Jika kita bandingkan dengan harga, USB yang memiliki kapasitas besar dengan harga murah maka murah jualah kecepatan transmisinya sehingga leletnya minta ampun untuk menyalin file ber-gigaan ukurannya. Namun kita juga pantas mendapatkan imbalan yang sesuai dengan pengorbanan dan usaha yang kita lakukan jika membeli yang Flashdisk yang lebih mahal harganya (bukan terkecoh) dengan kapasitas besar dan teknologi USB 3.0. Disisi lain, untuk menentukan apakah laptop kita mendukung USB 3.0 adalah port USB 3.0 biasanya ditandai oleh port USB berwarna biru seperti gambar dibawah ini.

Nah sudah tahukan mana port USB 3.0nya dari gambar diatas. Untuk membuktikan USB 3.0 lebih cepat dari USB 2.0 kita dapat melihat hasil benchmarks yang dilakukan oleh si Tom. Dimana Tom menyimpulkan bahwa yang berada pada ranking paling bawah adalah USB 2.0 dengan kecepatan transmisi hanya berkisar 7-9 MB/s.
Harga yang mungkin anda keluarkan untuk USB 3.0 sekurang-kurangnya adalah sekitar Rp. 480,000 atau USD 40. Namun rekor penjualan dari USB 3.0 tidaklah secemerlang kecepatannya seperti yang terlihat dibawah ini.
Ingat bahwa hanya karena sebuah USB 3.0 tidak berarti yang sudah 3.0 akan lebih cepat. Setiap USB 3.0 pasti lebih cepat, namun tidak semua flash yang mengambil keuntungan dari itu semua. Jika anda mencari USB flash murah dibawah Rp. 80,000- dengan kecepatan yang sebanding sebaik hal yang harus diperhatikan adalah benchmarks dari perangkat yang dibeli terlebih dahulu melalui uji praktikum yang telah di lakukan si Tom. Jadi apakah anda berminat dengan USB 3.0? Sesuai pilihan anda dan budgetnya berapa, jika seandainya USB 3.0 murah harganya serta kapasitas dan kecepatan transmisi 10 kali lebih cepat, tentu peluang ini harus anda ambil jika yang lain sudah beralih dan membuat anda akan semakin keinggalan nantinya.

Read More

Sunday, January 12, 2014

Menjalankan Aplikasi Linux di Windows

Menjalankan aplikasi Windows di Linux sering kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada juga pengguna Windows yang ingin menjalankan aplikasi Linux di Windows. Ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk menjalankan aplikasi Linux di Windows. Berikut akan dijelaskan cara menjalankan aplikasi Linux di Windows.

Pertama, Menggunakan Virtual Machine.

Mesin virtual sangat membantu kita untuk menjalankan banyak sistem operasi tanpa perlu menginstal satu-per-satu sistem operasi di hardisk komputer. Membuat kita lebih efisien dan efektif menggunakan waktu karena penggunaan mesin virtual. Dengan bantuan mesin virtual maka pekerjaan kita akan lebih cepat terselesaikan. Begitu pula jika kita ingin menjalankan aplikasi Linux di Windows, kita hanya perlu menginstal sebuah software mesin virtual seperti Virtual-Box atau VMWare Player. Bagaimana cara kita menjalankan aplikasi Linux di Windows menggunakan bantuan mesin virtual? Caranya adalah dengan memberikan beberapa kapasitas harddisk kepada mesin virtual, lalu mesin virtual tersebut akan mengalokasikannya sebagai tempat sistem operasi Linux setelah kita menginstal Linux seperti Ubuntu, Fedora, dan lainnya. Kita hanya perlu menjalankan aplikasi mesin virtual, lalu boot ke sistem operasi Linux yang kita install. Nah, jadinya kita akan menjalankan dua atau lebih sistem operasi dalam satu waktu secara bersamaan. Dengan begitu kita dapat menjalankan Linux beserta software aplikasinya di Windows. Komputer yang disarankan untuk menggunakan mesin virtual ini adalah komputer dengan RAM 2GB, Kecepatan > CPU 2.0 GHz, GPU Ati atau Nvidia serta kapasitas harddisk 500GB. Sehingga kelancaran penggunaan aplikasi Linux beserta sistem operasi dapat berjalan dengan mulus. Satu hal lagi, kita bisa memasang Linux dari CD/DVD ataupun ISO image file yang kita download dari internet. Kelebihan cara menjalankan software Linux di Windows menggunakan mesin virtual seperti virtual-box adalah kita dapat menikmati keseluruhan utilitas, tampilan GUI, terminal dan lainnya. Kita dapat sharing folder dengan Windows maupun Linux.

Kedua, Menggunakan Cygwin.
Cygwin adalah aplikasi GNU bukan UNIX yang dipergunakan di lingkungan Windows. Cygwin disertai oleh sebuah library yaitunya library Cygwin. Kesimpulannya Cygwin menawarkan lingkungan UNIX untuk penggunaan di sistem operasi Windows. Oleh karena itu kita dapat menjalankan aplikasi Linux di Windows karena Cygwin terdiri dari dua komponen yaitu DLL (cygwin.dll) dan kumpulan utility yang memberikan rasa seperti Linux. Jadi apabila kita menggunakan Cygwin maka aplikasi ini akan dapat dibuat konsol Win32 yang disebut Cygwin API. Sehingga jika kita ingin menjalankan aplikasi Linux di Windows maka aplikasi ini tidak perlu mengubah kode penting dari aplikasi Linux untuk berjalan di komputer Windows.

Ketiga, Menggunakan Distro Berbasis CoLinux
CoLinux merupakan singkatan dari Cooperative Linux. Cara ini dapat menjalankan Linux secara native menggunakan kernel Windows yang tentunya lebih cepat dari memasang mesin virtual di Windows. Namun malangnya CoLinux hanya bekerja pada Windows 32Bit dan belum mendukung versi 64Bit.
Read More